SOLIDARITAS KEBERSAMAAN
DaisypathAnniversary Years Ticker
Your Ad Here
Tampilkan postingan dengan label Roman Hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Roman Hidup. Tampilkan semua postingan

  Jumat, September 07, 2007

Berhala Kupu-Kupu...


Ada suatu aksioma klasik dalam peradaban Islam yang diformulasikan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq, khalifah pertama. Menurut beliau, jika pasar memenangi masjid, maka masjid akan mati. Tapi jika masjid memenangi pasar, maka pasar akan hidup. Maka di antara misi peradaban Islam adalah menjaga agar masjid memenangi pasar, karena itu berarti juga menjaga kehidupan pasar. Misi itu kini kelabu, karena pasar telah memenangi masjid. Ekonomi kita pun disebut ekonomi pasar. Bahkan sekejap lagi, akan ada 'pasar bebas'.

Di awal telah dijelaskan bahwa sangat keliru mengidentifikasi jahiliyah sebagai keterbelakangan. Ya, memang. Dalam masyarakat terbelakang mungkin kita akan menemukan jahiliyah dalam bentuk yang mudah dikenali karena juga 'primitif'. Tetapi estafet jahiliyah telah diterima dengan manis oleh generasi penerus. Berdengunglah kini seruan menuju tatanan dunia baru. Ya, inilah dunia baru yang jahiliyahnya begitu tertata. Ia menjadi teori-teori ilmiah yang sulit dibantah. Ia menjadi istilah-istilah mewah yang diucapkan dengan gagah. Ia menjadi sistem-sistem terstruktur yang menggerakkan roda politik, gerigi ekonomi, rantai sosial, dan patron budaya.

Berhala-berhala seakan berlomba untuk merubah wujudnya agar tampil lebih elegan di putaran zaman. Ada yang tak banyak merubah dirinya seperti penyembahan benda angkasa. Penyembahan bintang dan benda angkasa hanya memindah tempat ibadahnya ke halaman tabloid dan majalah. Ia berganti nama baru: zodiak dan horoskop.

Ada juga yang metamorfosisnya nyaris sempurna. Inilah berhala kupu-kupu. Dunia sedang menyaksikan da'wah agama paganis-konsumerisme melalui iklan di televisi. Dan setiap waktu berbondonglah penyambut seruan itu menuju tempat-tempat ibadah elegan yang kini menjamur sampai pinggir kota: mall-mall megah.

Allah memberikan pasar sebagai tempat tinggal bagi iblis. Anak turunnya telah membangunnya menjadi istana peribadatan yang megah. Di sini bertahta berhala baru bernama tren dan mode. Mungkin ini metamorfosis sempurna dari Lataa dan 'Uzza. Mereka didesain menjadi salah satu sumber pemborosan. Pemborosan adalah proyek memperbanyak saudara syaitan.

"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan, dan syaitan itu sangat ingkar kepada Rabbnya."
(Al Israa': 27)

Ini bukan soal pemenuhan kebutuhan. Karena kini orientasi massa telah diubah dari need kepada want. Bukan soal punya uang atau tidak punya uang. Ini soal eksploitasi - ekonomi, budaya, bahkan politik - terhadap konsumen dengan imaji-imaji sesaat. Iklan telah mengajarkan bahwa wanita dihargai hanya sebatas kilau rambut, kemulusan wajah, dan putihnya kulit. Iklan telah mendidik kita untuk menstandarkan kebenaran pada penilaian manusia kebanyakan tanpa alat nalar dan sikap kritis. Inilah varises yang menyerang pembuluh peradaban dan kemanusiaan. Bahkan di sini, di dalam rumah kita, benda-benda telah menjadi rujukan utama dalam menyikapi kehidupan. Ukuran mulia dan hina telah terjenjang dalam besaran materi.

"Adapun manusia apabila Rabbnya menguji, lalu ia dimuliakan, dan diberiNya kesenangan, maka dia berkata,"Rabbku memuliakanku". Adapun bila Rabbnya menguji lalu membatasi rizqinya, dia berkata, "Rabbku menghinakanku!"
(Al Fajr: 15-16)

Berhala-berhala itu bermetamorfosis. Sempurna. Bagaikan kupu-kupu. Hati-hatilah jika ia sempat bertelur di lekuk-lekuk otak. Maka ia menjadi teori-teori ilmiah, riset-riset empiris, dan subjektivitas yang diobjektivikasi. Dan disembah. Berhala-berhala itu bermetamorfosis sempurna. Bagaikan kupu-kupu. Hati-hatilah jika ia sempat bertelur di labirin hati. Jadilah ia berhala terbesar yang akan bertahta dalam jiwa. Namanya, hawa nafsu. Dan disembah.

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya? Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan di atas penglihatannya ...."
(Al Jatsiyah: 23)

Ada kata-kata menarik dari Sidharta Gautama dalam Samyutta Nikaya I:117 tentang hawa nafsu.
"Seandainya ada gunung emas, dua kali lipat sekalipun tidak akan cukup untuk memuaskan satu orang manusia. Pahamilah hal ini, dan hiduplah sepatutnya." Mirip hadist tentang emas seberat gunung Uhud bukan? Tapi sayang, Sidharta juga disembah sebagai berhala. Who knows? Bisa jadi kelak dia akan berlepas diri di hadapan Allah dari semua yang menuhankannya. Yang jelas berhala-berhala itu bermetamorfosis. Sempurna. Bagaikan kupu-kupu.

» Salim A. Fillah dalam "Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim"

  Jumat, Maret 16, 2007

Resensi Novel: Ayat Ayat Cinta


Detail Novel
Judul: Ayat Ayat Cinta
ISBN: 979-3604-02-6
Penulis: Habiburrahman El Shirazy
Penerbit: Republika
Terbit: Desember 2004
Isi: 419 halaman




Bila buku/novel yang bertema agama biasanya terkesan kaku dan menggurui, cobalah nikmati novel "Ayat Ayat Cinta" ini, Anda akan terkejut karena Anda tidak akan mampu melepas buku ini dari genggaman Anda. Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan kita menjadi tokoh yang mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh. Dilatarbelakangi kota Cairo yang megah dan modern, Fahri, sang tokoh mengajak kita mendalami Islam dengan bahasanya yang menyejukkan dan mampu mengubah paradigma kita bahwa Islam janganlah dilihat dari orang atau negara Islamnya, tetapi lihatlah Islam dari ajarannya. Diselingi oleh kisah-kisah hubungan antar manusia yang digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.

  Jumat, Maret 09, 2007

Refleksi Perkembangan Dunia


"... Lihat pada kecemasan di sekitarmu, kemarahan, keserakahan, korupsi yang menginfeksi dunia dari yang paling atas hingga paling bawah. Lihat pada kekosongan moral, lapar spiritual, kurangnya nilai-nilai. Dunia tumbuh semakin fatal, sinis, lebih terpecah-pecah setiap hari. Manusia menjadi semakin apatis, tidak peduli dan mementingkan diri sendiri dari hari ke hari. Kita mencuri dan membunuh dengan skala yang tidak terukur lagi. Skandal korporasi menghabiskan miliaran dolar. Perang dikobarkan tanpa alasan, jutaan terbunuh dalam pemusnahan bangsa. Ilmu pengetahuan mungkin telah membantu kita memusnahkan penyakit seperti cacar, tetapi dia juga telah membuat kita menghancurkan planet kita dan mengubah kita menjadi makhluk jahat, terkucil, dan tidak sabaran. Yang beruntung di antara kita mungkin hidup lebih lama, tetapi apakah hidup kita lebih berkualitas dan damai? Apakah dunia sekarang ini lebih beradab dibanding dua ribu tahun yang lalu?"

"Ratusan tahun yang lalu, kita tidak tahu banyak. Orang nyaris tidak bisa membaca dan menulis. Hari ini, di zaman yang kita sebut dengan pencerahan, alasan apa yang kita punya untuk tingkah laku yang menyimpang? Pikiran manusia, intelektualitasnya, mungkin telah berkembang pesat. Tetapi aku takut jiwanya masih tertinggal di belakang--dan, aku bisa katakan, merosot. ..."


» Dikutip dari novel fiksi "Messiah Conspiracy" (judul asli: "The Last Templar") karya Raymond Khoury

  Senin, Februari 19, 2007

Pantang Menyerah


Berikut petikan e-mail yang pernah saya terima sekitar 5-6 tahun yang lalu. Saya lupa dari mana asalnya, tapi yang jelas isinya masih relevan untuk saya share di media ini.

Tahukah Anda?
Di bawah ini ada sebuah daftar kegagalan dari orang yang semasa hidupnya mengalami banyak tantangan dan badai.

1831 - Ia mengalami kebangkrutan dalam usahanya.
1832 - Ia menderita kekalahan dalam pemilihan tingkat lokal.
1833 - Ia kembali menderita kebangkrutan.
1835 - Istrinya meninggal dunia.
1836 - Ia menderita tekanan mental sedemikian rupa, sehingga hampir saja masuk rumah sakit jiwa.
1837 - Ia menderita kekalahan dalam suatu kontes pidato.
1840 - Ia gagal dalam pemilihan anggota senat Amerika Serikat.
1842 - Ia menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres Amerika Serikat.
1848 - Ia kalah lagi di kongres Amerika Serikat.
1855 - Ia gagal lagi di senat Amerika Serikat.
1856 - Ia kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden Amerika Serikat.
1858 - Ia kalah lagi di senat Amerika Serikat.
1860 - Ia akhirnya menjadi presiden Amerika Serikat.

Siapakah dia? Namanya ialah Abraham Lincoln.

Kalau orang lain yang mengalami demikian banyak kegagalan mungkin ia sudah mundur secara teratur. Tetapi Lincoln maju terus, kata mundur sama sekali tidak ada di otaknya. Akibatnya ia kemudian mencapai suatu sukses yang luar biasa.

  Rabu, Februari 14, 2007

Hari Kasih Sayang??


Omong-omong tentang valentine's day ato hari kasih sayang... Kenapa ya harus ada hari khusus untuk merayakan kasih sayang? Bukankah kasih sayang harusnya sudah menjadi tabiat dasar manusia yang dilakukan setiap waktu?

Miris rasanya untuk saat ini merayakan hari kasih sayang di tengah-tengah bencana, musibah serta beberapa kejadian aktual lain yang terjadi di sekitar kita. Pertanyaannya: Sudahkah tercermin perilaku kasih sayang? Apakah kasih sayang memang sudah betul-betul dilakukan?

Seharusnya tidak akan ada bencana longsor maupun banjir jika memang ada kasih sayang kita terhadap alam dan lingkungan; seharusnya tidak akan ada ketidakadilan dan kesewenang-wenangan jika memang ada kasih sayang dari pembesar-pembesar negeri ini terhadap rakyatnya (baca: rakyat kecil); seharusnya tidak akan ada saling mencurigai, menyalahkan,
menyakiti, memerangi bahkan saling bunuh jika memang ada kasih sayang antar sesamanya; seharusnya.....

Jadi, valentine's day?? Bagi kami nggak perlu tuh...
Cukup perlihatkan kasih sayang kita dengan perbuatan nyata setiap waktu, itu yang perlu!!