SOLIDARITAS KEBERSAMAAN
DaisypathAnniversary Years Ticker
Your Ad Here
Tampilkan postingan dengan label Ekspresi / Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ekspresi / Opini. Tampilkan semua postingan

  Rabu, Oktober 01, 2008

Minal Aidin Wal Faizin




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(
KapanLagi.com)

Taqabbalallahu minnaa wa minkum
Minal aidin wal waizin
Mohon ma'af kami atas segala salah dan khilaf
Semoga kita dijauhkan dari segala unsur yang bisa mengotori hati, dan semoga fitrah sejati senantiasa ada di sepanjang nafas dan langkah kita semua...

  Kamis, Mei 01, 2008

Mulai Posting Lagi...


Sepanjang tahun ini praktis saya baru menyampaikan 2 posting dan bahkan 3 bulan terakhir tanpa posting baru. Padahal ada banyak hal yang ingin diceritakan, dimana beberapa sudah dirangkum dalam tulisan istri saya di blognya, seperti: libur Lebaran di Manna (Bengkulu), trip ke Jogja akhir tahun 2007 dalam rangka menghadiri pernikahan adik saya (Emil), lalu info seputar kegiatan lanjutan baksos Kagama di Kenyamukan, business trip ke Jakarta medio Januari dan awal Maret 2008, jalan2 (lagi) ke Jogja untuk menghadiri pernikahan adik saya yang perempuan (Pita), kegiatan Musda & Temu Kangen Kagama di Teluk Lombok, dll., termasuk pengen memasukkan resensi film "Ayat Ayat Cinta". Belum lagi beberapa kegiatannya anak-anak baik di sekolah maupun di rumah. Bahan foto dan videonya masih 'teronggok' menunggu diolah dengan tulisan untuk menjadi posting yang layak saji.

Uh, menulis memang tidak semudah yang dibayangkan. Kadang saya iri melihat para blogger yang rajin memposting tulisannya. Termasuk 'iri' sama istri saya yang bisa menuangkan isi kepala dan pengalamannya menjadi sebuah tulisan yang apik & runut dalam waktu relatif singkat.

Nggak mood menulis? Mungkin saja, atau memang saya tidak ada bakat (ato males?) menulis? Hmm, barangkali ya, he..he..he.. Kalo posting yang ada cuman mencomot tulisan/artikel orang laen mungkin term blog untuk media ini perlu saya review ulang :)

  Jumat, Februari 01, 2008

Soeharto dan Pinochet


Oleh: Santoso

Awal Mei tahun lalu saya berkabar ke teman lama, "Aku mau ke Cile. Siapa tahu mau titip gambar makam Allende." Saya memberitahu karena teman itu pernah secara guyon menyatakan ingin ke Cile. Ia bukan peminat backpacking. Keinginan itu semata-mata imbas dari skripsi yang pernah ia tulis. Ia mengambil kasus Chile, salah satu rujukannya terjemahan disertasi (kini Prof.) Arief Budiman. Teman itu membalas begini, "Good luck. Terima kasih dan tak perlu kawan. Tengok saja makam Pinochet, siapa tahu bisa untuk model makam Soeharto." Rupanya ia belum tahu makam Pinochet itu tak ada.

Seusai dilepas dengan upacara militer (Des. 2006), jasad Pinochet dibawa ke krematorium. Perabuan dipilih karena lebih cocok dengan situasi politik Cile. Jika dimakamkan, Pinochet-ois khawatir makam itu akan jadi sasaran vandalisme para seteru mereka. Bisa saja ini dianggap hukum karma. Mengapa? Jenderal yang semasa berkuasa gemar menebar teror itu giliran terteror ketika ia tak punya kuasa apa-apa atas tubuhnya lagi.

Ini berbeda jauh dengan jasad Allende yang berbaring tenang di Cementario General (pemakaman umum), kira-kira 2 km di utara istana La Moneda, Santiago. September 1973, pemerintah sah Allende dijatuhkan oleh kudeta militer yang disponsori Amerika dan CIA. Pinochet, waktu itu panglima militer, memberlakukan tahanan rumah bagi Allende. Ketimbang menjadi tahanan, presiden terguling memilih bunuh diri. Itu yang versi resmi, versi lain menyebut Allende dihabisi tentara Pinochet.

Di peta politik, Pinochet kerap disejajarkan dengan Soeharto. Kudeta militer atas pemerintahan kiri di Cile mirip kudeta merayap di Jakarta. Allende yang sosialis mirip Soekarno, sementara posisi Pinochet sama dengan posisi Soeharto. Nama sandi untuk perebutan kekuasaan itu operasi Jakarta!
Setelah jadi orang nomor satu, langkah-langkah mereka berdua juga seirama. Pinochet membersihkan Cile dari kaum kiri lewat penculikan dan penghilangan paksa. Fokus pemerintahnya pembenahan ekonomi. Yang paling diuntungkan kebijakannya adalah kelas menengah. Di tiap kesempatan, Pinochet selalu mengulang misinya membebaskan Cile dari komunisme. Bukankah yang terakhir ini juga senjata ampuh Soeharto untuk melumpuhkan yang berbeda pendapat dengannya?

Pinochet tumbang 1990 lewat referendum. Komisi independen yang dibentuk telah mengedus seluruh kejahatannya dan menyusun daftar dosanya. Upaya kejaksaan menyeret Pinochet ke pengadilan gagal. Sebagai anggota parlemen, sang mantan diktator punya kekebalan hukum. Kesempatan bagi kejaksaan muncul setelah Pinochet pensiun. Tapi lagi-lagi Pinochet lolos. Mengapa? Ia tak layak diadili, begitu kata dokter, karena kondisi kesehatannya!

Ketika mangkat, angin politik Cile telah berganti arah. Michelle Bachelet, Presiden Cile sekarang, ayahnya adalah salah satu korban rezim Pinochet. Ia tak keberatan jika militer hendak memberikan penghormatan. Di luar itu tak ada hari berkabung nasional. Juga tidak ada pengibaran bendera setengah tiang. Alasannya, Pinochet jadi presiden bukan lewat Pemilu! Bandingkan dengan penetapan 7 hari berkabung nasional sebagai ungkapan dukacita atas meninggalnya Soeharto yang terkesan 'mikul kedhuwuren dan mendhem kejeron'.

Di hari penguburannya, jasad Haji Muhammad Soeharto lebih beruntung ketimbang jasad Augusto Jose Roman Pinochet Ugarte. Setidaknya dalam hal-hal yang terlihat mata telanjang. Ia bisa ditanam di makam keluarga yang telah lama disiapkannya. Dulu makam itu hanya bisa dibicarakan sembunyi-sembunyi. Kabarnya, Soeharto ingin membangun di tempat yang lebih tinggi tapi selalu gagal karena fondasinya runtuh. Kata orang Jawa, kuwalat karena mau lebih tinggi dari makam Pangeran Samber Nyawa. Maka jadilah makam di ketinggian 666,6 m. Penggemar film horor tahu persis simbol apa tiga angka enam berjajar itu!
Des Alwi menyebut upacara pemakaman Soeharto yang terbesar di tanah air. Saya tidak sependapat dengan opini itu. Ungkapan dukacita rakyat (Yogya) melepas HB IX Oktober 1988 (?) jauh lebih megah, menyentuh dan sepi dari kontroversi peran kesejarahannya.

Di luar banyaknya kemiripan, warisan Soeharto dan Pinochet amat berbeda. Stabilitas dan keamanan di zaman Orde Baru yang kerap menyebarkan virus SARS ternyata semu. Setelah lengseng keprabon madeg (p/b)andito, ibu pertiwi telah menjadi Indonesia yang morat-marit dan penuh luka. Sedangkan Cile saat ini adalah negara paling makmur dan paling aman di Amerika Latin. Pendapatan per kapita Cile setahun sekitar US$12.700 (tahun 2006). Bandingkan dengan Indonesia yang baru sekitar US$1.663 (tahun 2006). Kemakmuran Cile memang bukan semata-mata buah dari pemerintahan Pinochet tapi sentuhan tangan besinya memberi sumbangan berarti.

Cile sudah setara dengan negara-negara Eropa. Tahun lalu saya berkesempatan menyusur hampir separuh panjang negara dari perbatasan Bolivia hingga ibukota Santiago. Semua serba rapi, nyaman, aman, teratur, dan tentu saja mahal! Pokoknya beda jauh dari negara-negara Latin lain.
Saat singgah di La Serena saya sempatkan membalas email teman lama tadi. Saya tulis, "Aku lagi di kota tercantik Cile, kota yang mendapat identitas tambahan dari Gabriela Mistral, peraih nobel sastra. Besok ke Santiago. Targetku hanya ke Museo Solidaridad de Salvador Allende."

Akhir Juni 2007 itu Santiago sedang dibungkus musim gugur. Sejak terang tanah hingga datang gelap, warna langit tak berubah. Angin berhembus kencang, di mana-mana orang bermantel tebal berjalan bergegas. Ke luar dari terminal metro (subway) Estacion Central saya ikuti jalan Matecana. Dapat sekitar 1,5 km di sebelah kiri ada kompleks taman umum. Saya ambil simpang ke arah kanan hingga sampai di jalan Herera no. 360. Di mana tempat penjualan tiket? Mengapa terlihat sepi? Di secarik kertas ada pemberitahuan museum Salvador Allende telah pindah ke jalan America!
Tengah hari sudah lewat, padahal besok saya mesti siap di bandara pagi-pagi. Agak muskil bisa menemukan museum itu dalam 2 jam. Saya balik kanan, mampir dan rehat sejenak di taman umum. Di tengah cuaca yang tidak bersahabat untuk tubuh tropis saya serasa mendapat hiburan. Di beberapa tempat terbaca corat-coret 'viva Allende'.


Salam dari Sangatta
30-Januari-2008

  Rabu, Januari 02, 2008

Jangkrik


Oleh: Eddi Santosa - detikcom - 02/01/2008 05:27 WIB

Den Haag - Gambar korban banjir di Jawa Timur muncul di tv Belanda, seperti jangkrik-jangkrik digelontor air, tergenang seleher, terapung berusaha bertahan hidup. Ah, biarin saja.

Kalimat "Ah, biarin saja" itu mengejutkan saya. Sebab biasanya masyarakat Belanda gampang tersentuh untuk membantu kemanusiaan. Apalagi kalau ada gambar-gambar dramatis. Saat tsunami Aceh, hingga gempa Jogja dan Klaten bantuan masih mengalir.

Rupanya mereka sudah mulai bosan. Lagi-lagi Indonesia, lagi-lagi Indonesia. "Apa saja kerja pemimpin kalian?" Pleng. Hingga hari ini tak ada aksi penggalangan dana, kecuali dari kita sendiri. Longsor dan air Bengawan Solo yang meluap itu di mata mereka bisa ditaklukkan, seperti mereka menaklukkan Laut Utara. Itu bukan bencana alam, tapi ketidakbecusan penyelenggara negara sebagai manajernya rakyat.

Masih ingat teriakan Menkeu bahwa per September 2007 Rp 10 triliun duit negara dihamburkan untuk perjalanan dinas, Rp 5 triliun lebih banyak dari periode sama tahun sebelumnya? Jika dan jika saja uang itu digunakan untuk menata daerah aliran sungai (DAS)? Ibarat Bapak, duit banyak salah umpak, anak-anak nglerak.

Tapi seperti yang sudah-sudah, kilik-kilik seperti ini sama saja seperti situasi main jangkrik. Para pelaku tetap keasyikan tak peduli, apapun kata orang. Sayangnya rakyat yang sekarang jadi korban pun gampang dilena dengan kilik-kilik. Jadi jangkrik juga. 2008 sudah mulai. Buktikan saja nanti.

  Jumat, Oktober 05, 2007

Mohon Ma'af Lahir & Batin


Selamat Hari Lebaran
Mohon ma'afkan segala kesalahan...

Andai rembulan bisa kuhentikan
dia akan kuhentikan
hingga tak akan datang hari lebaran
sampai kata ma'af kau berikan...
Tapi rembulan tak bisa kuhentikan
karenanya hanya tersisa harapan
kebaikan hatimu untuk mema'afkan...

Berenang di samudera biru
sungguh menyenangkan...
Namun berenang di samudera ma'afmu
jauh lebih menakjubkan...

» Nukilan kata-kata indah dari "Koleksi Puisi Kartu Ucapan Lebaran"


Menyambut akhir bulan Ramadhan ini, kami sekeluarga mengucapkan:
Selamat Hari Raya Idul Fitri
1 Syawal 1428 H
Taqabbalallahu minnaa wa minkum
Mohon Ma'af Lahir & Batin
Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian...

[ Kami mudik ke Manna, Bengkulu & Jakarta s/d 25-Okt-2007... ]

  Jumat, September 07, 2007

Berhala Kupu-Kupu...


Ada suatu aksioma klasik dalam peradaban Islam yang diformulasikan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq, khalifah pertama. Menurut beliau, jika pasar memenangi masjid, maka masjid akan mati. Tapi jika masjid memenangi pasar, maka pasar akan hidup. Maka di antara misi peradaban Islam adalah menjaga agar masjid memenangi pasar, karena itu berarti juga menjaga kehidupan pasar. Misi itu kini kelabu, karena pasar telah memenangi masjid. Ekonomi kita pun disebut ekonomi pasar. Bahkan sekejap lagi, akan ada 'pasar bebas'.

Di awal telah dijelaskan bahwa sangat keliru mengidentifikasi jahiliyah sebagai keterbelakangan. Ya, memang. Dalam masyarakat terbelakang mungkin kita akan menemukan jahiliyah dalam bentuk yang mudah dikenali karena juga 'primitif'. Tetapi estafet jahiliyah telah diterima dengan manis oleh generasi penerus. Berdengunglah kini seruan menuju tatanan dunia baru. Ya, inilah dunia baru yang jahiliyahnya begitu tertata. Ia menjadi teori-teori ilmiah yang sulit dibantah. Ia menjadi istilah-istilah mewah yang diucapkan dengan gagah. Ia menjadi sistem-sistem terstruktur yang menggerakkan roda politik, gerigi ekonomi, rantai sosial, dan patron budaya.

Berhala-berhala seakan berlomba untuk merubah wujudnya agar tampil lebih elegan di putaran zaman. Ada yang tak banyak merubah dirinya seperti penyembahan benda angkasa. Penyembahan bintang dan benda angkasa hanya memindah tempat ibadahnya ke halaman tabloid dan majalah. Ia berganti nama baru: zodiak dan horoskop.

Ada juga yang metamorfosisnya nyaris sempurna. Inilah berhala kupu-kupu. Dunia sedang menyaksikan da'wah agama paganis-konsumerisme melalui iklan di televisi. Dan setiap waktu berbondonglah penyambut seruan itu menuju tempat-tempat ibadah elegan yang kini menjamur sampai pinggir kota: mall-mall megah.

Allah memberikan pasar sebagai tempat tinggal bagi iblis. Anak turunnya telah membangunnya menjadi istana peribadatan yang megah. Di sini bertahta berhala baru bernama tren dan mode. Mungkin ini metamorfosis sempurna dari Lataa dan 'Uzza. Mereka didesain menjadi salah satu sumber pemborosan. Pemborosan adalah proyek memperbanyak saudara syaitan.

"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan, dan syaitan itu sangat ingkar kepada Rabbnya."
(Al Israa': 27)

Ini bukan soal pemenuhan kebutuhan. Karena kini orientasi massa telah diubah dari need kepada want. Bukan soal punya uang atau tidak punya uang. Ini soal eksploitasi - ekonomi, budaya, bahkan politik - terhadap konsumen dengan imaji-imaji sesaat. Iklan telah mengajarkan bahwa wanita dihargai hanya sebatas kilau rambut, kemulusan wajah, dan putihnya kulit. Iklan telah mendidik kita untuk menstandarkan kebenaran pada penilaian manusia kebanyakan tanpa alat nalar dan sikap kritis. Inilah varises yang menyerang pembuluh peradaban dan kemanusiaan. Bahkan di sini, di dalam rumah kita, benda-benda telah menjadi rujukan utama dalam menyikapi kehidupan. Ukuran mulia dan hina telah terjenjang dalam besaran materi.

"Adapun manusia apabila Rabbnya menguji, lalu ia dimuliakan, dan diberiNya kesenangan, maka dia berkata,"Rabbku memuliakanku". Adapun bila Rabbnya menguji lalu membatasi rizqinya, dia berkata, "Rabbku menghinakanku!"
(Al Fajr: 15-16)

Berhala-berhala itu bermetamorfosis. Sempurna. Bagaikan kupu-kupu. Hati-hatilah jika ia sempat bertelur di lekuk-lekuk otak. Maka ia menjadi teori-teori ilmiah, riset-riset empiris, dan subjektivitas yang diobjektivikasi. Dan disembah. Berhala-berhala itu bermetamorfosis sempurna. Bagaikan kupu-kupu. Hati-hatilah jika ia sempat bertelur di labirin hati. Jadilah ia berhala terbesar yang akan bertahta dalam jiwa. Namanya, hawa nafsu. Dan disembah.

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya? Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan di atas penglihatannya ...."
(Al Jatsiyah: 23)

Ada kata-kata menarik dari Sidharta Gautama dalam Samyutta Nikaya I:117 tentang hawa nafsu.
"Seandainya ada gunung emas, dua kali lipat sekalipun tidak akan cukup untuk memuaskan satu orang manusia. Pahamilah hal ini, dan hiduplah sepatutnya." Mirip hadist tentang emas seberat gunung Uhud bukan? Tapi sayang, Sidharta juga disembah sebagai berhala. Who knows? Bisa jadi kelak dia akan berlepas diri di hadapan Allah dari semua yang menuhankannya. Yang jelas berhala-berhala itu bermetamorfosis. Sempurna. Bagaikan kupu-kupu.

» Salim A. Fillah dalam "Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim"

  Kamis, Juli 19, 2007

Kalah Terhormat...


Akhirnya kekalahan tipis 0-1 yang diderita dari tim Korsel memupus harapan Indonesia untuk melaju ke babak delapan besar. Sungguh hasil akhir yang menyakitkan dan menyesakkan... apalagi melihat penampilan timnas yang sangat menawan sepanjang turnamen ini.

Tapi, jangan larut dengan kesedihan yang mendalam! Kompetisi internasional lainnya masih terbentang di depan, artinya kesempatan timnas Indonesia untuk memperbaiki penampilannya masih terbuka lebar. Bukti semangat tak kenal surut, kepercayaan diri, selalu termotivasi untuk menampilkan yang terbaik adalah modal dari awak timnas yang sangat berharga.

Bukti sahih lainnya adalah ternyata produk kompetisi nasional (baca: Liga Indonesia & Copa Indonesia) ternyata mampu menandingi pemain-pemain liga elite Asia bahkan Eropa. Artinya tidak perlulah PSSI 'ngoyo' untuk menaturalisasi para pemain muda Amerika Latin atau mengirimkan timnas yunior untuk mengikuti liga di luar negeri.

Animo dan antusiasme para pendukung timnas merah putih merupakan penegasan bahwa Indonesia saat ini mempunyai timnas yang berkualitas. Mereka tetap memberikan respek dan menaruh hormat meskipun timnas menderita kekalahan.

Semestinya PSSI mampu menjaga momen ini untuk mengevaluasi diri dan membenahi segala kekurangan: meningkatkan kualitas liga & kompetisi nasional, kualitas wasit sepakbola nasional, menggelar uji coba internasional secara reguler, dll. Yang jelas uruslah sepakbola Indonesia secara lebih profesional! Dan muara timnas Indonesia yang tangguh dengan prestasi tingkat Asia bahkan dunia itu bukanlah omong kosong belaka.

- foto: Umar Widodo (Warta Kota) -

  Rabu, Juli 18, 2007

Ayo Kibarkan Merah Putih!


Lupakan laga malam minggu kelabu yang lalu. Malam ini timnas Indonesia akan dihadang tim tangguh Korsel untuk memperebutkan tempat di delapan besar. Saya yakin para penggila bola Indonesia mempunyai harapan yang sama supaya timnas kesayangannya bisa lolos, mewujudkan impian yang sudah lama dinanti-nantikan, mematri kembali kebanggaan akan Indonesia yang telah lama memudar.

Tidak ada yang tidak mungkin, hitung-hitungannya bisa menahan seri akan meloloskan timnas Indonesia dengan syarat tim Bahrain tidak mampu menang atas tim Arab Saudi... yang aman tentunya bisa menang sehingga tidak tergantung dari hasil pertandingan lainnya.

Kunci untuk memenangkan laga ini adalah: kuasai irama permainan, disiplin menjaga setiap jengkal pertahanan, serta konsentrasi menjaga koordinasi antar lini. Jangan lupa agar bisa mengatur tempo supaya fisik dan stamina tidak lekas kendor. Kehadiran Ponaryo akan banyak membantu apabila sudah bisa diturunkan pada laga ini, karena lini pertahanan akan lebih terjaga. Para gelandang juga harus lebih berani 'bertarung' meladeni para pemain negeri gingseng, kalo bisa dibikin jeri :). Tunjukkan permainan tanpa kenal menyerah seperti dua laga terdahulu.

Pokoknya timnas harus bisa menunjukkan permainan yang baik serta berjuang mati-matian, sehingga apapun hasilnya, termasuk yang terburuk sekalipun (tanpa bermaksud pesimis), kita semua bangga dan bisa mengapresiasi perjuangan yang sudah ditunjukkan. Bravo dan maju terus sepakbola Indonesia!

- foto: Danu Kusworo (Kompas) -

  Rabu, Juli 11, 2007

Indonesia Menang!


Hebat! barangkali itu kata yang tepat untuk menggambarkan hasil laga pertama Grup D Piala Asia 2007 antara timnas Indonesia dengan tim Bahrain.

Ada beberapa catatan yang bisa saya tarik dari hasil pertandingan ini:
Timnas Indonesia mampu keluar dari tekanan beruntun dari tim Bahrain, walaupun sesekali kedodoran karena kehilangan konsentrasi pada saat-saat akhir babak pertama. Ini ditunjukkan dengan membaiknya koordinasi antar lini disertai determinasi tinggi yang ditunjukkan oleh para pemain.

Kelemahan memang masih ada di lini pertahanan, tapi secara umum dua bek tengah timnas, Maman & Charis, mampu bermain apik serta lugas. Sedikit beruntung karena penyerang tim Bahrain Aala Hubail tampil di bawah form.

Keluarnya gelandang bertahan, Ponaryo & Mahyadi, karena cedera bisa 'ditambal' dengan baik oleh Syamsul & Eka, yang notabene merupakan gelandang penyerang.

Poin yang tidak kalah penting lainnya adalah kreativitas para pemain seperti Firman serta Elie, bahkan pemain belakang M. Ridwan, yang tidak pernah kekurangan akal serta upaya untuk menembus barisan pertahanan tim Bahrain.

Apabila timnas Indonesia bisa mempertahankan penampilannya (apalagi bisa lebih baik), saya rasa tidak berlebihan apabila timnas Indonesia mampu membendung tim sekelas Piala Dunia, Arab Saudi dan Korsel, syukur-syukur kemenangan bisa diraih... semoga!

- foto: situs PSSI -

  Jumat, Juli 06, 2007

Kenapa AS ingin Menyerang Iran?


Sumber: Illuminati Rex



  Selasa, April 24, 2007

Pengetahuan vs Kebijaksanaan


...Perbedaan antara pengetahuan dan kebijaksanaan tidak menjadi jelas bagiku hingga aku beranjak remaja. Aku ingat pernah mencari istilah itu di dalam kamus tanpa benar-benar tahu mengenai perbedaan antara kedua kata tersebut. Barulah setelah membaca sebuah contoh pendek, maka perbedaannya menjadi jelas bagiku: "Akalmu berkata bahwa hari hujan; kebijaksanaanmu memerintahkanmu untuk masuk ke dalam rumah." Ketika aku mempelajari contoh ini, aku sadar bahwa akal--produk ilmu memberikan informasi khusus mengenai skenario, sedangkan kebijaksanaan adalah seperangkat kesimpulan yang ditarik seseorang dari pengetahuan dan pengalaman pada masa lalu. Jelas, kebijaksanaan lebih sulit dicapai daripada pengetahuan karena perlu waktu untuk memahami aspek-aspek alam mana yang tetap dan aspek-aspek mana yang berubah. Karena alasan tersebut, aku suka menaruh perhatian terhadap intisari yang ada pada setiap pembicaraan. Jika sebuah kalimat sering diulang-ulang, tentu ia bermanfaat untuk menangani persoalan-persoalan yang ada. Salah satu pepatah menyatakan: "Orang harus belajar dari masa lalu orang lain atau ia terpaksa harus mengulanginya." Pembuktian terhadap sekelumit nasihat ini membuat aku harus menaruh perhatian terhadap sejarah dan sastra, untuk belajar dari keberhasilan atau kegagalan orang lain. ...

» Dikutip dari tulisan Hasan Pfefferkorn: "Perjalanan Menuju Sang Pencipta Yang Mahabijaksana" dalam buku "Bulan Sabit di Atas Patung Liberty: Kisah-Kisah Mualaf Amerika" (judul asli: "The Sun Is Rising in The West: New Muslims Tell about Their Journey to Islam") karya Muzaffar Haleem & Betty (Batul) Bowman

  Jumat, Maret 09, 2007

Refleksi Perkembangan Dunia


"... Lihat pada kecemasan di sekitarmu, kemarahan, keserakahan, korupsi yang menginfeksi dunia dari yang paling atas hingga paling bawah. Lihat pada kekosongan moral, lapar spiritual, kurangnya nilai-nilai. Dunia tumbuh semakin fatal, sinis, lebih terpecah-pecah setiap hari. Manusia menjadi semakin apatis, tidak peduli dan mementingkan diri sendiri dari hari ke hari. Kita mencuri dan membunuh dengan skala yang tidak terukur lagi. Skandal korporasi menghabiskan miliaran dolar. Perang dikobarkan tanpa alasan, jutaan terbunuh dalam pemusnahan bangsa. Ilmu pengetahuan mungkin telah membantu kita memusnahkan penyakit seperti cacar, tetapi dia juga telah membuat kita menghancurkan planet kita dan mengubah kita menjadi makhluk jahat, terkucil, dan tidak sabaran. Yang beruntung di antara kita mungkin hidup lebih lama, tetapi apakah hidup kita lebih berkualitas dan damai? Apakah dunia sekarang ini lebih beradab dibanding dua ribu tahun yang lalu?"

"Ratusan tahun yang lalu, kita tidak tahu banyak. Orang nyaris tidak bisa membaca dan menulis. Hari ini, di zaman yang kita sebut dengan pencerahan, alasan apa yang kita punya untuk tingkah laku yang menyimpang? Pikiran manusia, intelektualitasnya, mungkin telah berkembang pesat. Tetapi aku takut jiwanya masih tertinggal di belakang--dan, aku bisa katakan, merosot. ..."


» Dikutip dari novel fiksi "Messiah Conspiracy" (judul asli: "The Last Templar") karya Raymond Khoury

  Kamis, Maret 08, 2007

Renungan Tragedi

















Turut berduka cita atas terjadinya bencana gempa bumi di Sumbar dan kecelakaan pesawat Garuda di Yogyakarta. Semoga Allah mengampuni dosa para korban yang meninggal dunia dan memasukkannya ke dalam jannah, Amiin...

Tragedi demi tragedi. Bencana demi bencana silih berganti. Ya Allah, tegarkanlah dan sadarkanlah kami... Bangkitkanlah bangsa ini dari keterpurukan dan kemunafikan...

  Rabu, Februari 14, 2007

Hari Kasih Sayang??


Omong-omong tentang valentine's day ato hari kasih sayang... Kenapa ya harus ada hari khusus untuk merayakan kasih sayang? Bukankah kasih sayang harusnya sudah menjadi tabiat dasar manusia yang dilakukan setiap waktu?

Miris rasanya untuk saat ini merayakan hari kasih sayang di tengah-tengah bencana, musibah serta beberapa kejadian aktual lain yang terjadi di sekitar kita. Pertanyaannya: Sudahkah tercermin perilaku kasih sayang? Apakah kasih sayang memang sudah betul-betul dilakukan?

Seharusnya tidak akan ada bencana longsor maupun banjir jika memang ada kasih sayang kita terhadap alam dan lingkungan; seharusnya tidak akan ada ketidakadilan dan kesewenang-wenangan jika memang ada kasih sayang dari pembesar-pembesar negeri ini terhadap rakyatnya (baca: rakyat kecil); seharusnya tidak akan ada saling mencurigai, menyalahkan,
menyakiti, memerangi bahkan saling bunuh jika memang ada kasih sayang antar sesamanya; seharusnya.....

Jadi, valentine's day?? Bagi kami nggak perlu tuh...
Cukup perlihatkan kasih sayang kita dengan perbuatan nyata setiap waktu, itu yang perlu!!