SOLIDARITAS KEBERSAMAAN
DaisypathAnniversary Years Ticker
Your Ad Here
Tampilkan postingan dengan label Artikel / Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel / Berita. Tampilkan semua postingan

  Rabu, Januari 02, 2008

Jangkrik


Oleh: Eddi Santosa - detikcom - 02/01/2008 05:27 WIB

Den Haag - Gambar korban banjir di Jawa Timur muncul di tv Belanda, seperti jangkrik-jangkrik digelontor air, tergenang seleher, terapung berusaha bertahan hidup. Ah, biarin saja.

Kalimat "Ah, biarin saja" itu mengejutkan saya. Sebab biasanya masyarakat Belanda gampang tersentuh untuk membantu kemanusiaan. Apalagi kalau ada gambar-gambar dramatis. Saat tsunami Aceh, hingga gempa Jogja dan Klaten bantuan masih mengalir.

Rupanya mereka sudah mulai bosan. Lagi-lagi Indonesia, lagi-lagi Indonesia. "Apa saja kerja pemimpin kalian?" Pleng. Hingga hari ini tak ada aksi penggalangan dana, kecuali dari kita sendiri. Longsor dan air Bengawan Solo yang meluap itu di mata mereka bisa ditaklukkan, seperti mereka menaklukkan Laut Utara. Itu bukan bencana alam, tapi ketidakbecusan penyelenggara negara sebagai manajernya rakyat.

Masih ingat teriakan Menkeu bahwa per September 2007 Rp 10 triliun duit negara dihamburkan untuk perjalanan dinas, Rp 5 triliun lebih banyak dari periode sama tahun sebelumnya? Jika dan jika saja uang itu digunakan untuk menata daerah aliran sungai (DAS)? Ibarat Bapak, duit banyak salah umpak, anak-anak nglerak.

Tapi seperti yang sudah-sudah, kilik-kilik seperti ini sama saja seperti situasi main jangkrik. Para pelaku tetap keasyikan tak peduli, apapun kata orang. Sayangnya rakyat yang sekarang jadi korban pun gampang dilena dengan kilik-kilik. Jadi jangkrik juga. 2008 sudah mulai. Buktikan saja nanti.

  Selasa, Desember 18, 2007

Baksos Kagama Sengata di Kenyamukan


Sabtu, 15 Des '07... Dalam rangka menyambut Dies Natalis UGM ke-58, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sengata bekerjasama dengan PT. Kaltim Prima Coal (KPC) mengadakan kegiatan bakti sosial yang bertempat di SD Negeri 006 Kenyamukan, Kutai Timur.

Dengan tema "Anak Cerdas dan Sehat Sebagai Penerus Generasi Masa Depan", kegiatan ini difokuskan untuk membantu di bidang pendidikan sesuai amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi. Adapun kegiatan baksos yang dilakukan adalah: menyerahkan bantuan berupa rak & buku-buku (untuk perpustakaan), alat peraga penunjang belajar (termasuk peralatan olahraga), paket peralatan sekolah + paket kesehatan untuk para siswa, serta pelatihan kesehatan mulut dan pemeriksaan gigi bagi para siswa.























- foto-foto dibidik oleh santoso & kris pranoto -


Kegiatan ini memang disinkronkan dengan rencana kegiatan Comdev dari pihak ESD (External & Sustainability Development Division) PT. KPC, dimana PT. KPC berkomitmen untuk membangun 1 lokal bangunan tambahan yang nantinya dipergunakan untuk ruang guru dan perpustakaan.

  Jumat, Juli 06, 2007

Kenapa AS ingin Menyerang Iran?


Sumber: Illuminati Rex



  Selasa, Juni 12, 2007

Kunci Kebahagiaan


Oleh: Jebel Firdaus - 8 Jun 07 11:22 WIB

Tiap kita punya pendapat sendiri tentang kebahagiaan. Walau pun semua berhasrat ingin bahagia, namun tak sedikit kita jumpai orang yang tidak bahagia. Padahal tiada kurang harta yang dimilikinya, tiada kurang penghormatan untuknya, dan tiada kurang jabatannya. Kecantikan bukan ukuran kebahagiaan. Hal itu ibarat bunga yang suatu saat layu. Bukan pula harta kekayaan. Ia ibarat hujan yang akan kering setelah datang sinar matahari. Bukan juga kekuatan. Ia ibarat pertandingan, ada saatnya menang, tapi ada juga saatnya kalah. Singkat kata dunia tak dapat membahagiakan kita.

Syahdan sebelum menciptakan manusia, Allah tugaskan dua malaikat untuk menempatkan sesuatu yang amat berharga yang kelak akan dicari seluruh manusia. Malaikat satu berkata, aku kan letakkan di dasar samudra, hingga hanya orang yang tangguhlah yang menemukannya. Malaikat satu lagi berkata, aku kan menyimpannya di puncak gunung hingga tak ada yang menemukan kecuali orang yang kuat tekadnya. Perselisihan itu pun tak berujung. Akhirnya Allah yang memutuskan, Aku kan taruh sesuatu itu di lubuk hati manusia yang paling dalam. Sesuatu apakah gerangan hingga Allah turun tangan. Tak lain itu adalah kebahagiaan.

Kebahagiaan tertanam dalam diri kita sendiri. Kita hanya perlu menemukannya. Ia sering kali tertimbun endapan rasa takut, dengki dan kecewa akibat hal-hal di luar diri kita. Karena itu harus kita singkirkan. Kita takut kehilangan sesuatu, padahal mau tidak mau, semua yang datang pasti kan pergi. Kita dengki melihat kenikmatan orang, padahal tidak kurang anugerah Allah pada kita. Kadang kita kecewa dengan kejadian diluar, padahal selalu ada hikmah yang indah di balik semua kejadian yang telah berlalu.

Kebahagiaan adalah ketulusan. Hanya dengan ketulusan kita bisa menemukan kebahagiaan. Tulus menerima segala apa yang Allah anugerahkan seraya mensyukurinya. Allah lebih mengetahui dari pada kita tentang apa yang kita butuhkan. Jangan lepaskan burung di tangan hanya karena mengharap burung yang terbang. Yakinlah apa Allah yang takdirkan untuk kita, itu baik buat kita.

Maka jangan remehkan apa-apa yang telah kita miliki. Ketulusan akan menyingkirkan debu kedengkian, kekecewaan sekaligus kecemasan. Sebaliknya ketulusan membawa kita pada sikap ridha. Maka Allah pun akan meridhai kita. Rasul bersabda, "Sesungguhnya besarnya pahala bergantung besarnya ujian. Apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Allah menguji mereka. Maka siapa yang ridha, maka Allah akan meridhainya, dan siapa yang murka, maka Allah akan memurkainya" (HR Tirmidzi).

Kebahagiaan ibarat air dalam botol. Botol dan air memang saling memerlukan. Namun hanya air yang dapat melepaskan dahaga. Maka siapa yang memiliki akal sehat akan memilih air, sedang orang yang sesat akan memilih botol, tanpa melihat apakah terdapat air didalamnya atau tidak. Itulah sebabnya, dahaganya tidak pernah terpuaskan, sebab ia tidak tahu apakah botol itu kosong atau berisi.

  Jumat, April 20, 2007

Parlemen Israel Najis


Oleh: Djony Edward - Jumat, 20/04/2007 09:20 WIB

JAKARTA (Bisnis): Wakil Ketua Komisi III DPR RI Almuzamil Yusuf menegaskan parlemen Israel bukan hanya tak berhak hadir dalam pertemuan Inter Parliamentary Union (IPU), apalagi ke Indonesia, lantaran sifat menjajahnya belum hilang.

Menurut Almuzamil, hingga saat ini Israel masih menahan 20 anggota parlemen Palestina, sejumlah menteri, termasuk ketua DPR Palestina Abdel Aziz Duaik. Sebagai perkumpulan dewan terhormat internasional, sikap-sikap Israel sama sekali jauh dari terhormat.

"Jadi parlemen Israel tak pantas bergabung ke perkumpulan parlemen dari negara-negara beradab," ujarnya kemarin.

Menurut rencana IPU akan digelar di Bali pada 29 April hingga 4 Mei 2007. Pihal polisi telah meningkatkan keamanan guna mengantisipasi berbagai penolakan dari mayoritas umat Islam Indonesia. Sikap pemerintah sendiri sejauh ini cenderung 'tutup mata', bahkan tak punya gigi untuk menolak rencana kehadiran parlemen Israel.

Sementara Gerakan Pemuda Ansor menolak kedatangan parlemen Israel dalam sidang IPU. Sekjen Gerakan Pemuda Ansor, Malik Haramain menyatakan, kalau delegasi parlemen Israel tetap hadir dalam idang IPU, pihaknya minta DPR melobi parlemen negara lain dan mengeluarkan resolusi yang menekan Israel.

Semestinya DPR bisa memainkan peran penting guna memperjuangkan rakyat Palestina yang masih tertindas. Kalau perlu membuat agenda untuk mencari formula agar delegasi parlemen Israel ini merasa bisa membebaskan para tahanan Palestina, demikian seperti dikutip Antara.

Direktur Eksekutif Institut for Public Studies (IPS), Fadli Zon, berpendapat, DPR bisa dikatakan melanggar Undang-Undang Dasar 45, karena menerima delegasi parlemen Israel di sidang IPU.

"Delegasi parlemen Israel adalah utusan resmi negara Israel. Itu artinya secara tidak langsung Indonesia mengakui eksistensi Israel," katanya.

Menurut dia, menerima delegasi parlemen Israel itu sebuah sinyal yang kurang baik bagi DPR. Padahal, Pembukaan UUD 45 menegaskan Indonesia menolak adanya penjajahan, makanya tidak mengakui Israel, karena zionis-penjajah.

Fadli Zon mengemukakan, penerimaan parlemen Indonesia terhadap delegasi Israel bisa menggangu hubungan dengan negara-negara Timur Tengah. Apalagi, ia menilai, di saat kasus Iran dan Israel sedang memanas terkait pengembangan nuklir Iran.

"Padahal, saya tidak melihat adanya kepentingan Indonesia di IPU. Mestinya harus dipikirkan 'cost'-nya," katanya. Yang jelas, kata Fadli, kepentingan DPR tidak sejalan dengan aspirasi rakyat. Karena itu, sikap DPR bisa mendeligitamasi lembaga ini. Citranya makin buruk di mata rakyat, apalagi yang dikecewakan DPR adalah konstituen sendiri.

Sementara dari Hizbut Tahrir, Ismail Yusanto, lebih tegas menyatakan apapun yang berbau Israel adalah najis karena sikapnya yang seperti binatang buas dan memusuhi umat Islam internasional.

"Termasuk parlemen Israel adalah najis. Barang najis itu haram menginjakkan kakinya di Indonesia," tegas dia.

  Senin, April 02, 2007

Pertemuan Kagama Sangatta


Hari Minggu siang kemarin (1/4) kebetulan kediaman kami ketempatan untuk pertemuan rutin Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) Sangatta. Pertemuan tersebut memang rutin dilakukan setiap 3 bulan --semenjak kepengurusan yang baru terbentuk akhir 2005 lalu-- sebagai ajang temu kangen dan saling tukar info sesama alumnus UGM di kota Sangatta. Tercatat kurang lebih 35 alumnus yang hadir dari total sekitar 50-an alumni yang terdaftar. Dan dalam pertemuan pertama di tahun 2007 ini masih dibahas seputar Koperasi Serba Usaha "Balairung" yang akan dibentuk.
























Anggota Kagama yang hadir (urut berdasarkan angkatan):
Didi Suryadi, Subiyanto, Hanif Burhanudin, Harry Miarsono (Sony), Aryo Susatyono, Budi Amuranto, Harmiyanto, Ubaedillah Sirri, Santoso, Anung Nugroho, Elistyandari, Nusawati, Moektiono, Yuni Setiowati, Eko Mulyono, Siti Latifah, Trihatmo, Makruf Kurniawan, Wahyu Wardana, Robby Yoga Prakasya, Endah Wulandari, Anggra Wishnu Purwa, Jimmy Carter Smith, Nur Rohmawan, Vadilah Astritasari, Bustomi Asrof, Martopo Budi S., Joko Suryanto, Iin Sumbada Sulistyorini, Titik Hariyanti, Reni Diah, Arif Ismanto, Arwindo, Herry Prasetya Agung Nugroho.

  Jumat, Maret 30, 2007

Ary Ginanjar Agustian: Sarjana Barat Keliru Pahami Islam Akibat Pemberitaan Pers


Sumber: Eramuslim - Kamis, 29 Mar 07 15:54 WIB

Ahli training manajemen spiritual and emotional quotient, Ary Ginanjar Agustian, mengungkapkan, para pakar spritual and emotional quotient Barat mengaku selama ini telah memiliki persepsi keliru tentang Islam karena pers Barat yang menggambarkan Islam dengan cap teroris.

Ary menyampaikan hal itu, setelah dirinya diundang dalam sebuah pelatihan emotional and spritual quotient di The Oxford Academy, Inggris di depan para spiritualis dan akademisi, yang umumnya bergelar doktor dan profesor dari berbagai universitas dari Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Denmark, Australia, Slovenia, India, Afrika Selatan termasuk Tibet pada 11-18 Maret lalu.

"Saya tak pernah membayangkan akan memaparkan ESQ dalam sebuah forum internasional. Saya sendiri benar-benar terkejut karena dapat membawakan materi ESQ dalam bahasa Inggris dengan sangat lancar, seperti halnya memberikan training ESQ dalam bahasa Indonesia. Ini semua karena pertolongan Allah, " ujar Ary di depan 600 peserta angkatan ke-57 pelatihan itu di Hotel Gran Melia, Kamis (29/3).

Seusai pemaparan, sambungnya, pihaknya mendapat respon positif dari Zohar dan Ian Marshal, para pendiri dan pengasuh The Oxford Academy of Total Intelligence yang juga penulis buku spiritual best seller dunia berjudul "Spiritual Capital". Mereka berdua serta peserta lain yang umumnya trainer SDM kelas dunia siap menyebarkan nilai-nilai ESQ di negara masing-masing.

Banyak di antara mereka yang mengaku baru kali ini mendapatkan pemahaman lengkap soal Islam, yang selama ini selalu dikaitkan dengan hal-hal negatif dan cap terorisme. Sambutan positif ini membuatnya yakin nilai-nilai ESQ dapat diterima seluruh bangsa di dunia.

Ia berharap, hasil pemaparan di Oxford juga menambah keyakinan dan semangat peserta maupun alumni ESQ dalam menyebarkan nilai-nilai ESQ165 ke seluruh dunia, apalagi jumlah alumninya sudah mencapai 300 ribu orang. (dina)